
batampos– Pagi itu, kapal kemanusiaan RSA dr Lie Darmawan II bersandar di Pelabuhan Sri Siantan, Tarempa, Anambas usai menempuh perjalanan jauh, Jum’at, (16/5).
Awak kapal terlihat sibuk menambatkan tali ke sisi dermaga. Setelah itu, mereka menyapa awak media yang kebetulan ada di Pelabuhan.
“Naik dulu bang ke kapal, liat-liat isi dalamnya,” ujar salah satu awak kapal, Doni.
Rencananya kapal ini akan memberikan pelayanan kesehatan untuk masyarakat Tarempa, Anambas pada 19-23 Mei.
BACA JUGA: Libur Waisak, Hanya Dua Kapal RoRo Beroperasi, Warga Mengeluh Menunggu Lama di Pelabuhan
Doni menceritakan kapal kemanusiaan ini merupakan milik Yayasan Dokter Peduli telah beroperasi sejak tahun 2022 yang diperuntukkan untuk membantu melayani kesehatan masyarakat pulau terluar dan terpencil.
“Dulu ada kapal satunya, sudah tenggelam tahun 2021 di Bima, NTB. Kalau yang ini kapal kedua, operasi perdana tahun lalu di Indonesia bagian Timur,” ujar Doni.
Kapal ini memiliki model seperti kapal Pinisi yang digerakkan oleh Mesin Yanmar dengan kekuatan 400 House Power (HP) dengan panjang 40 meter dan lebar 6 meter.
“Kecepatan kapal ini 5 atau 6 knots. Dan didukung teknologi canggih seperti radar dan sistem auto pilot,” jelas dia.
Selain itu, kapal ini memiliki dua ruang bedah yang digunakan untuk membedah pasien baik penyakit serius maupun penyakit biasa.
“Bisa operasi caesar (melahirkan), benjolan, kista dan kanker juga. Alhamdulillah semua bisa ditangani bang,” ungkap Doni.
Sementara itu, Chief Officer (Mualim 1), Nandra mengungkapkan pengalaman pribadinya selama bertugas di kapal kemanusiaan ini. Ia merasa senang karena bisa memberikan pertolongan kepada warga yang membutuhkan.
“Kami berlayar sudah ditunggu sama pasien di daerah tujuan. Kedatangan kami tepat waktu yang diharapkan mereka karena banyak pasien yang hendak di operasi segera mungkin,” ungkap Nandra.
Selama mengawaki kapal kemanusiaan ini, dirinya pernah dihantam badai di perairan Banda, Maluku pada tahun lalu. Waktu itu, kapal terkena gelombang yang mencapai 4 meter.
“Air sudah masuk dari haluan depan. Bertubi-tubi gelombang datang. Alhamdulillah bisa kita lalui, saya rasa niat kita baik ingin membantu orang yang susah, Allah SWT memuluskan langkah kami,” tutur Nandra.
Nandra pun membeberkan perbedaan dalam mengawaki kapal niaga dengan kapal kemanusiaan. Menurutnya perbedaan ini terdapat di alur pelayaran dan pelayanan yang diberikan.
“Kapal niaga itu kan kita lewat alur yang ditentukan Syahbandar dan melayani perusahaan. Kalau kapal ini kita lewat alur yang jarang dilalui kapal lain, dan ya kita melayani masyarakat sakit,” jelas Nandra.
Jika sesuai jadwal, kapal RSA Lie Dharmawan II usai melayani Tarempa akan langsung berlayar menuju Tambelan. Kemudian ke Wakatobi, Sulawesi Tenggara. (*)
Reporter: Ihsan
Artikel Cerita Awak Kapal Kemanusiaan RS Apung Lie Darmawan II, Pasrah Ketika Dihantam Gelombang Besar, Selamat Karena Miliki Niat Bantu Orang yang Sakit pertama kali tampil pada Kepri.
Artikel Cerita Awak Kapal Kemanusiaan RS Apung Lie Darmawan II, Pasrah Ketika Dihantam Gelombang Besar, Selamat Karena Miliki Niat Bantu Orang yang Sakit pertama kali tayang di batampos.co.id.