Batampos – Iran memperingatkan Amerika Serikat, mereka akan membalas setelah pemerintahan Donald Trump bergabung dengan Israel dalam perang melawan Teheran. Langkah ini sekaligus mengakhiri kebijakan luar negeri isolasionis Trump dan menandai intervensi AS dalam konflik Timur Tengah selama satu generasi terakhir.

F Vahid Salemi/AP via The Guardian
Satu hari setelah serangan udara AS terhadap tiga situs nuklir utama Iran, Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengatakan kepada Presiden Prancis, Emmanuel Macron bahwa pihaknya akan membalas dan menandakan potensi pembalasan ini dapat menyeret AS ke dalam konflik berkepanjangan di Timur Tengah.
“Amerika Serikat harus menerima balasan atas agresi mereka,” ujar Masoud seperti dikutip dari The Guardian, Senin (23/6/2025).
Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, mengatakan ia akan terbang ke Moskow, Rusia pada Senin pagi (waktu setempat, Red) untuk bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin. Sementara itu, penasihat Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Akbar Velayati, memperingatkan, negara mana pun yang digunakan AS untuk menyerang Iran akan menjadi target sah bagi angkatan bersenjata Iran, menurut laporan kantor berita IRNA.
Malam Minggu, Duta Besar Sementara AS, Dorothy Shear, mengatakan dalam pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB bahwa setiap serangan Iran, langsung atau tidak langsung terhadap warga atau pangkalan AS akan dibalas dengan kehancuran dahsyat.
Shear menyatakan, AS bertindak membela Israel dan warganya, mencegah Iran memperoleh senjata nuklir setelah Teheran dianggap menyembunyikan program nuklirnya dan menghambat negosiasi dengan itikad baik.
Duta Besar Iran untuk PBB, Amir Saeid Iravani, menyebut serangan AS dan Israel sebagai pelanggaran hukum internasional yang jelas dan mencolok, dan menuduh PM Israel Benjamin Netanyahu telah menyeret AS ke dalam perang mahal dan tidak berdasar lainnya.
“AS telah membuka kotak pandora,” ujar Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia.
Dia pun memperingatkan potensi bencana dan penderitaan baru akibat aksi ini.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump menyambut kembalinya pesawat pengebom B-2 ke Missouri setelah operasi, meski muncul pertanyaan soal keberhasilan misi tersebut. Wakil Presiden JD Vance meredam klaim Trump yang menyebut situs tersebut dihancurkan total, dengan mengatakan bahwa serangan itu mungkin hanya menunda program nuklir Iran secara signifikan.
“AS tidak sedang berperang dengan Iran. Tetapi hanya dengan program nuklir Iran,” ujar Vance.
Pernyataan ini tampaknya ditujukan untuk meredam kekhawatiran kubu konservatif bahwa AS bisa terseret dalam perang panjang atau pergantian rezim.
Namun Trump kembali memicu spekulasi itu dengan pernyataan, yakni “Jika rezim Iran saat ini tidak bisa membuat Iran Hebat Lagi, mengapa tidak ada pergantian rezim? MIGA!!!,” ujarnya.
Sementara itu, Netanyahu menyatakan, Israel terus mendekati tujuannya untuk menghancurkan ancaman nuklir dan rudal balistik Iran. “Kami sangat, sangat dekat untuk menyelesaikannya,” kata Netanyahu.
Trump menyebut serangan udara sebagai intervensi terbatas dan menyerukan Iran untuk kembali ke meja perundingan. Namun, keputusan besar ini bisa membuat AS terjebak dalam perang jangka panjang. Sesuatu yang sebelumnya ia janji akan hindari.
Para pemimpin dunia menyerukan penahanan diri dan kembali ke jalur diplomasi untuk mencegah eskalasi. Pemerintah Barat menyerukan negosiasi, sementara Tiongkok dan Rusia mengutuk serangan dan menyebutnya sebagai ancaman bagi keamanan global.
Israel melanjutkan serangan terhadap Iran, Minggu (22/6/2025), mengklaim sekitar 30 jet tempur menyerang sejumlah target militer, termasuk pusat komando rudal strategis Imam Hussein di wilayah Yazd.
Pejabat Iran mengisyaratkan akan mempertimbangkan gangguan perdagangan maritim di Selat Hormuz atau menyerang pangkalan AS di kawasan sebagai bentuk unjuk kekuatan setelah serangan dari Israel dan AS yang nyaris tak mendapat perlawanan.
Pejabat Pentagon menyatakan, serangan dadakan itu menyebabkan kerusakan besar pada fasilitas nuklir Fordow, Natanz, dan Isfahan. Dalam konferensi pers, Jenderal Dan Caine merinci Operasi Midnight Hammer, di mana tujuh pesawat B-2 Spirit menjatuhkan 14 bom penghancur bunker GBU-57.
Gambar satelit dari Maxar Technologies menunjukkan enam kawah besar di situs Fordow, menunjukkan dampak bom-bom tersebut.
Iran membalas dengan meluncurkan sekitar 20 rudal balistik ke Israel pada Minggu pagi, melukai 16 orang.
“Bangsa Iran tidak akan menyerah. Setiap keterlibatan militer AS akan membawa kerusakan yang tak dapat diperbaiki,” ujar Pemimpin Iran, Ali Khamenei. (*)
Reporter: CHAHAYA SIMANJUNTAK
Artikel Iran Tegaskan Akan Ada Serangan Balasan setelah Serangan AS terhadap Tiga Fasilitas Nuklir pertama kali tampil pada News.
Artikel Iran Tegaskan Akan Ada Serangan Balasan setelah Serangan AS terhadap Tiga Fasilitas Nuklir pertama kali tayang di batampos.co.id.