batampos – Di sebuah ruang pertemuan di kawasan Tiban, Sekupang, Kamis siang itu, 50 pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) tampak sibuk memperhatikan slide demi slide yang ditampilkan di layar. Materinya sederhana tapi krusial: bagaimana membuat kemasan produk yang menarik dan ramah lingkungan. Mereka sedang mengikuti Kelas ASIK, singkatan dari Astragraphia untuk Industri Kreatif, yang diadakan oleh PT Astra Graphia Tbk.
Ini bukan sekadar pelatihan. Di balik tema “Kemasan Cantik, Konsumen Melirik”, perusahaan yang bergerak di bidang teknologi digital printing itu ingin mendorong UMKM lokal naik kelas. “Melalui program CSR ini, kami ingin memperkuat identitas merek UMKM lewat kemasan yang estetik, fungsional, dan berbasis kertas ramah lingkungan,” ujar Chief of Business Operation 1 Astragraphia, Ricky Chandra.
Program ini menjadi bagian dari pilar tanggung jawab sosial Astragraphia: pendidikan, lingkungan, kewirausahaan, dan kesehatan. Menurut Ricky, digital printing memungkinkan UMKM menghasilkan kemasan berkualitas tinggi dalam skala kecil, tanpa harus mencetak dalam jumlah besar. “Ini solusi UMKM yang butuh fleksibilitas dan daya saing,” katanya.
Batam dipilih bukan tanpa alasan. Letaknya yang strategis dan geliat sektor kreatifnya membuat kota ini dinilai potensial menjadi pusat pertumbuhan baru. “Kami berharap pelaku UMKM di Batam bisa bersaing, bahkan menembus pasar internasional,” ucap Ricky.

f. Rengga / Batam Pos
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Batam, Hendri Arulan, yang turut hadir sebagai narasumber, menyebut program ini sebagai bentuk sinergi nyata dunia usaha dan pemerintah dalam memperkuat UMKM.
Ia menekankan pentingnya kemasan sebagai ujung tombak pemasaran. “Sering kali konsumen membeli bukan karena rasa duluan, tapi karena tampilan,” katanya. Karena itu, pihaknya terus mendorong pelaku usaha untuk memahami tren kemasan sekaligus memperbaiki pengelolaan keuangan.
Salah satu penyakit lama UMKM, kata Hendri, adalah mencampuradukkan keuangan rumah tangga dengan bisnis. “Kami terus ingatkan: pisahkan antara dapur keluarga dan dapur usaha,” katanya.
Hingga akhir 2024, Dinas KUKM Batam mencatat ada 75.575 UMKM yang beroperasi di kota ini. Dari jumlah itu, sekitar 1.748 pelaku usaha menjadi binaan aktif dinas. Sebagian besar berasal dari sektor kuliner, jasa, dan industri kreatif.
Astragraphia menjadi salah satu dari sedikit korporasi nasional yang aktif membina UMKM secara langsung. Melalui Kelas ASIK, mereka tidak hanya mengajarkan teknik cetak kemasan, tetapi juga menanamkan semangat bahwa kemasan bukan sekadar bungkus, melainkan representasi nilai dan kualitas produk itu sendiri. (*)
Rengga Yuliandra
Artikel Kelas ASIK Astragraphia: Membungkus Harapan UMKM Batam pertama kali tampil pada Metropolis.
Artikel Kelas ASIK Astragraphia: Membungkus Harapan UMKM Batam pertama kali tayang di batampos.co.id.